Sebagian besar stroke
terjadi akibat kombinasi faktor penyebab medis (misalnya, peningkatan
tekanan darah) dan faktor penyebab perilaku (misalnya merokok).
Penyebab-penyebab ini disebut “faktor risiko”. Sebagian faktor risiko
dapat dikendalikan atau dihilangkan sama sekali baik dengan cara medis,
misalnya minum obat tertentu atau dengan cara nonmedis, misalnya
perubahan gaya hidup. Ini disebut faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
Diperkirakan bahwa hampir 85% dari semua stroke dapat dicegah dengan
mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi tersebut.

Namun, terdapat sejumlah faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi ini mencakup penuaan, kecenderungan genetis dan suku
bangsa.
Faktor risiko medis pada stroke mencakup :
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Tingginya kadar zat-zat berlemak seperti kolesterol di dalam darah
- Aterosklerosis (mengerasnya arteri)
- Berbagai gangguan jantung, termasuk fibrilasi atrium (misalnya denyut jantung tidak teratur), diabetes dan aneurisma intrakranium yang belum pecah
- Riwayat stroke dalam keluarga atau penanda genetis lainnya
- Migrain
- Tingginya kadar zat-zat berlemak seperti kolesterol di dalam darah
- Aterosklerosis (mengerasnya arteri)
- Berbagai gangguan jantung, termasuk fibrilasi atrium (misalnya denyut jantung tidak teratur), diabetes dan aneurisma intrakranium yang belum pecah
- Riwayat stroke dalam keluarga atau penanda genetis lainnya
- Migrain
Banyak dari faktor risiko ini saling berkaitan dan dapat saling
memperparah. Sebagai contoh, orang dengan tekanan darah tinggi
cenderung menderita penyakit jantung dan aterosklerosis serta diabetes
mendorong terjadinya ateroklerosis dan peningkatan tekanan darah.
Risiko terkena stroke meningkat dengan kombinasi dari faktor-faktor
risiko. Namun kebanyakan faktor risiko dapat dihindari atau dapat
dikontrol secara efisien.
Faktor risiko perilaku adalah faktor yang terjadi akibat perilaku
atau gaya hidup seseorang. Faktor yang terpenting adalah merokok (aktif
dan pasif), makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, tidak
banyak aktivitas fisik, mendengkur dan apnea tidur, kontrasepsi oral, narkoba (misalnya heroin, amfetamin, kokain dan mariyuana) serta kelebihan berat badan.
1. Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke 4 kali lipat. Hal ini
berlaku bagi semua jenis rokok dan untuk semua tipe stroke, terutama
perdarahan subaraknoid dan stroke iskemik. Merokok menyebabkan
penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada di
otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya
aterosklerosis, mengurangi aliran darah dan menyebabkan darah mudah
menggumpal. Merokok juga meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan
aneurisma intrakranium.
2. Makanan yang tidak sehat
Untuk mempertahankan berat badan, seorang dewasa yang sehat rata-rata
memerlukan asupan makanan harian sekitar 30-35 kkal untuk setiap
kilogram beratnya. Bagi orang yang lebih tua, kebutuhan ini mungkin
lebih sedikit, terutama jika mereka tidak banyak beraktivitas fisik.
Makanan adalah
satu-satunya sumber energi kita, tetapi jenis makanan yang berbeda
memiliki kandungan kalori yang berbeda. Secara rata-rata :
- Lemak (misalnya, mentega biasa, minyak goreng, lemak daging, dan margarin) menghasilkan 9 kkal/gram.
- Protein (misalnya daging dan produk hewani dan termasuk susu dan produk susu, kacang-kacangan) menghasilkan 4 kkal/gram.
- Karbohdirat (misalnya roti, sereal, buah dan sayur menghasilkan 4 kkal/gram).
- Alkohol menghasilkan 7 kkal/gram
- Protein (misalnya daging dan produk hewani dan termasuk susu dan produk susu, kacang-kacangan) menghasilkan 4 kkal/gram.
- Karbohdirat (misalnya roti, sereal, buah dan sayur menghasilkan 4 kkal/gram).
- Alkohol menghasilkan 7 kkal/gram
3. Kelebihan alkohol
Meskipun mengonsumsi alkohol dalam jumlah ringan (kurang dari 30 gram per hari untuk pria dan kurang dari 15 gram untuk wanita.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Orang yang kurang aktif secara fisik (mereka yang berolharga kurang
dari tiga kali atau kurang per minggu, masing-masing selama 30 menit)
memiliki hampir 50% peningkatan risiko terkena stroke dibandingkan
dengan mereka yang aktif. Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan
masalah berat badan dan meningkatkan tekanan darah serta berkaitan
dengan diabetes yang semuanya merupakan faktor risiko stroke yang
penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar