widgets

Kamis, 22 Mei 2014

Faktor Risiko Timbulnya Stroke


Sebagian besar stroke terjadi akibat kombinasi faktor penyebab medis (misalnya, peningkatan tekanan darah) dan faktor penyebab perilaku (misalnya merokok). Penyebab-penyebab ini disebut “faktor risiko”. Sebagian faktor risiko dapat dikendalikan atau dihilangkan sama sekali baik dengan cara medis, misalnya minum obat tertentu atau dengan cara nonmedis, misalnya perubahan gaya hidup. Ini disebut faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Diperkirakan bahwa hampir 85% dari semua stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi tersebut.
faktor risiko stroke

Namun, terdapat sejumlah faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi ini mencakup penuaan, kecenderungan genetis dan suku bangsa.

 Faktor risiko medis pada stroke mencakup :
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Tingginya kadar zat-zat berlemak seperti kolesterol di dalam darah
- Aterosklerosis (mengerasnya arteri)
- Berbagai gangguan jantung, termasuk fibrilasi atrium (misalnya denyut jantung tidak teratur), diabetes dan aneurisma intrakranium yang belum pecah
- Riwayat stroke dalam keluarga atau penanda genetis lainnya
- Migrain
 Banyak dari faktor risiko ini saling berkaitan dan dapat saling memperparah. Sebagai contoh, orang dengan tekanan darah tinggi cenderung menderita penyakit jantung dan aterosklerosis serta diabetes mendorong terjadinya ateroklerosis dan peningkatan tekanan darah.
Risiko terkena stroke meningkat dengan kombinasi dari faktor-faktor risiko. Namun kebanyakan faktor risiko dapat dihindari atau dapat dikontrol secara efisien.
Faktor risiko perilaku adalah faktor yang terjadi akibat perilaku atau gaya hidup seseorang. Faktor yang terpenting adalah merokok (aktif dan pasif), makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, tidak banyak aktivitas fisik, mendengkur dan apnea tidur, kontrasepsi oral, narkoba (misalnya heroin, amfetamin, kokain dan mariyuana) serta kelebihan berat badan.

1. Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke 4 kali lipat. Hal ini berlaku bagi semua jenis rokok dan untuk semua tipe stroke, terutama perdarahan subaraknoid dan stroke iskemik. Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada di otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah dan menyebabkan darah mudah menggumpal. Merokok juga meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan aneurisma intrakranium.

2. Makanan yang tidak sehat
Untuk mempertahankan berat badan, seorang dewasa yang sehat rata-rata memerlukan asupan makanan harian sekitar 30-35 kkal untuk setiap kilogram beratnya. Bagi orang yang lebih tua, kebutuhan ini mungkin lebih sedikit, terutama jika mereka tidak banyak beraktivitas fisik.

Makanan adalah satu-satunya sumber energi kita, tetapi jenis makanan yang berbeda memiliki kandungan kalori yang berbeda. Secara rata-rata :
- Lemak (misalnya, mentega biasa, minyak goreng, lemak daging, dan margarin) menghasilkan 9 kkal/gram.
- Protein (misalnya daging dan produk hewani dan termasuk susu dan produk susu, kacang-kacangan) menghasilkan 4 kkal/gram.
- Karbohdirat (misalnya roti, sereal, buah dan sayur menghasilkan 4 kkal/gram).
- Alkohol menghasilkan 7 kkal/gram

3. Kelebihan alkohol
Meskipun mengonsumsi alkohol dalam jumlah ringan (kurang dari 30 gram per hari untuk pria dan kurang dari 15 gram untuk wanita.

4. Kurangnya aktivitas fisik
Orang yang kurang aktif secara fisik (mereka yang berolharga kurang dari tiga kali atau kurang per minggu, masing-masing selama 30 menit) memiliki hampir 50% peningkatan risiko terkena stroke dibandingkan dengan mereka yang aktif. Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan masalah berat badan dan meningkatkan tekanan darah serta berkaitan dengan diabetes yang semuanya merupakan faktor risiko stroke yang penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar